Mengenal Penangkal Petir Pada Bangunan
Sambaran Petir Yang Berbahaya |
Beberapa contoh lokasi yang bisa terkena sambaran petir antara lain tempat yang basah dan berair, tempat terbuka (seperti lapangan), pohon-pohon yang tinggi, daerah pinggiran hutan, bangunan yang tinggi, dan transformator pada gardu induk listrik.
Bahaya yang ditimbulkan sambaran petir antara lain bahaya kebakaran, kerusakan bangunan, kerusakan peralatan elektronik, dan bahkan dapat menyebabkan korban jiwa. Oleh sebab itu perlu dipasang penangkal petir pada bangunan untuk menghindari risiko sambaran petir.
Apa yang dimaksud dengan penangkal petir?
Penangkal Petir adalah suatu sistem instalasi dengan komponen dan peralatan yang secara keseluruhan berfungsi untuk menangkap petir dan menyalurkannya ke tanah.
Sehingga semua bagian dari bangunan beserta isinya atau benda-benda yang dilindunginya terhindar dari bahaya sambaran petir.
Penangkal petir perlu dipasang di beberapa jenis bangunan sebagai berikut :
- Bangunan tinggi seperti gedung bertingkat, menara dan cerobong pabrik
- Bangunan penyimpanan bahan mudah meledak atau terbakar, misalnya pabrik amunisi, gudang bahan kimia
- Bangunan untuk kepentingan umum seperti gedung sekolah, stasiun, bandara dan sebagainya.
- Bangunan yang mempunyai fungsi khusus dan nilai estetika misalnya museum, gedung arsip negara.
Apa yang harus dipertimbangkan dalam memasang sistem penangkal petir?
- Keamanan secara teknis, tanpa mengabaikan faktor keserasian arsitektur, perhatian utama harus ditujukan kepada diperolehnya nilai perlindungan terhadap sambaran petir yang efektif.
- Penampang hantaran-hantaran pentanahan yang digunakan
- Ketahanan mekanis dan ketahanan terhadap korosi
- Bentuk dan ukuran bangunan yang dilindungi.
- Faktor ekonomis
Apa saja komponen utama sistem penangkal petir?
Sistem Penangkal Petir umumnya terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut :
- Penghantar di atas tanah, ialah penghantar yang dipasang diatas atap sebagai penangkap petir, berupa elektroda logam.
- Penghantar pada dinding atau didalam bangunan, sebagai penyalur arus petir ke tanah yang umumnya terbuat dari kabel tembaga, yang berjenis BC 70 mm.
- Elektroda-elektroda tanah, antara lain : Elektroda, yang ditanam minimum 12 m dari permukaan tanah dan Elektroda batang, dari pipa atau besi baja profil yang dipancangkan tegak lurus dalam tanah sedalam ± 12 m.
Bagaimana tahap pelaksanaan pekerjaan penangkal petir?
Contoh tahapan pelaksanaan pekerjaan penangkal petir pada salah satu proyek dapat diuraikan sebagai berikut :
- Pertama dilakukan persiapan pekerjaan yang meliputi: pembuatan shop drawing, persetujuan materia, dan sertifikasi perijinan ke departemen yang terkait.
- Setelah itu dilakukan penancapan / pengeboran grounding system, dilakukan dengan menggunakan pipa 2” sedalam 12 meter atau sampai menemukan titik air.
- Pemasangan grounding rod dan pipa 1 ½” ke dalam lubang tersebut.
- Pembuatan bak control dengan ukuran 30 x 30 cm dan ditutup dengan manhole beton.
- Mergering dilakukan dengan menggunakan merger pentanahan apabila tahanan kurang dari 3 ohm maka kondisi grounding dikatakan layak.
- Instalasi kabel dari titik grounding sampai ke peralatan penangkal petir, didalam pemasangannnya pemasangan klem harus benar-benar terpasang dengan baik sehingga sehingga tidak tersambung ke bangunan.
- Pembuatan pondasi untuk tiang Peralatan Penangkal Petir.
- Pemasangan peralatan Penangkal Petir. Dalam pemasangan penangkal petir, pangkal penangkal petir harus lebih tinggi dari bangunan dan harus terpasang kuat ( penentuan lokasi pemasangan sangat menentukan agar dapat melindungi seluruh area bangunan).
Tahapan pelaksanaan dan ukuran material di atas hanya merupakan contoh kasus dan mungkin tidak berlaku secara umum tergantung kondisi dan kebutuhan proyeknya.
Posting Komentar untuk "Mengenal Penangkal Petir Pada Bangunan "