Mengapa Suatu Daerah Menjadi Rawan Banjir? Ini Penjelasan Lengkapnya

Perumahan Rawan Banjir

Rumahmaterial.com - Banjir bukan cuma soal curah hujan tinggi atau hujan yang tidak berhenti-berhenti. Faktanya, ada banyak faktor kenapa suatu daerah bisa jadi rawan banjir, dan kalau Anda sedang cari properti atau investasi tanah, ini jadi salah satu hal penting yang wajib Anda perhatikan sebelum membeli.

Di artikel ini, kita akan bahas dari sudut pandang teknis dan juga realita di lapangan - kenapa sih satu wilayah bisa langganan kebanjiran, sementara yang lain tetap aman walau hujan deras?

1. Kondisi Topografi Wilayah

Topografi itu sederhananya bentuk permukaan tanah di suatu daerah. Daerah yang lebih rendah dari sekitarnya cenderung jadi tempat berkumpulnya air. Contohnya, dataran rendah di pinggir sungai atau daerah cekungan.

Kalau kita lihat peta topografi dan wilayahnya kelihatan seperti “mangkuk”, besar kemungkinan air akan tertahan di situ saat hujan deras.

Solusinya? Pastikan pengembang atau pemerintah setempat sudah membangun sistem drainase yang baik atau melakukan land grading untuk mengalirkan air ke tempat lebih rendah (seperti sungai atau danau buatan).

2. Alih Fungsi Lahan & Pembangunan Tak Terkontrol

Pembangunan besar-besaran tanpa perencanaan matang sering bikin daerah jadi rentan banjir. Misalnya, lahan yang dulunya area hijau atau sawah yang bisa menyerap air, tiba-tiba disulap menjadi perumahan padat tanpa sumur resapan atau ruang terbuka hijau.

Permukaan yang disemen semua = air hujan tidak punya tempat menyerap ke tanah.

Selain itu, aliran air alami (misalnya, parit kecil atau sungai kecil) bisa saja tertutup karena pembangunan. Akibatnya, air meluap ke jalan dan permukiman.

3. Sistem Drainase Buruk

Drainase itu seperti pembuluh darah kota. Kalau mampet atau ukurannya tidak sesuai, air hujan pasti menumpuk. Sering sekali kita lihat got yang kecil, dangkal, atau dipenuhi sampah, akhirnya tidak bisa menampung air hujan yang deras.

Kadang juga desain drainase lama tidak di-upgrade padahal jumlah bangunan dan volume air buangan semakin besar.

Tips properti: Sebelum beli rumah atau tanah, cek apakah wilayah tersebut memiliki saluran air berukuran besar, dan apakah alirannya lancar atau sering tersumbat.

4. Berada Dekat Sungai atau Badan Air

Tinggal di dekat sungai memang bisa menyenangkan—pemandangan asri, udara sejuk. Tapi risiko banjir juga tinggi, apalagi kalau sungainya dangkal, penuh sedimentasi, atau bantaran sungai dipenuhi permukiman padat.

Setiap musim hujan, debit air sungai meningkat dan kalau sungainya tidak cukup dalam atau lebar, air akan meluap ke permukiman.

5. Curah Hujan Ekstrem & Perubahan Iklim

Iklim juga memainkan peran penting. Saat ini, pola cuaca makin sulit diprediksi karena perubahan iklim. Daerah yang sebelumnya tidak banjir, bisa saja tiba-tiba terkena banjir besar karena curah hujan yang luar biasa tinggi dalam waktu singkat.

Kondisi ini juga makin parah kalau faktor-faktor lain yang udah disebut di atas ikut bermain.

Kesimpulan: Waspada Itu Perlu

Kalau Anda sedang mempertimbangkan beli rumah atau investasi properti, jangan cuma lihat harga dan lokasi strategis saja. Sebaiknya cek juga:

  • Peta rawan banjir dari pemerintah daerah atau BNPB
  • Riwayat banjir dari warga sekitar
  • Sistem drainase dan fasilitas lingkungan
  • Topografi dan ketinggian tanah
  • Apakah tersedia fasilitas sumur resapan, biopori, atau embung kecil yang dibangun oleh Pengembang Perumahan.

Ingat, mencegah lebih baik daripada menyesal di kemudian hari. Rumah yang rawan banjir bukan cuma mengakibatkan kerugian finansial, tapi juga bisa berdampak ke kenyamanan dan keselamatan penghuni.

Kalau Anda suka artikel seperti ini, jangan lupa bookmark blog ini dan share ke teman atau saudaramu yang sedang mencari rumah. Semoga Anda bisa punya rumah yang aman, nyaman, dan jauh dari risiko banjir, ya!

Posting Komentar untuk "Mengapa Suatu Daerah Menjadi Rawan Banjir? Ini Penjelasan Lengkapnya"